Benchmarking Magister Antropologi ke Institut Kajian Etnik (KITA) Universiti Kebangsaan Malaysia

Magister Antropologi berkunjung ke Institut Kajian Etnik (KITA) Universiti Kebangsaan Malaysia pada Kamis, 20 Juni 2024 jam 10.00 waktu Malaysia. Kunjungan ini disambut hangat oleh Ketua Prodi Dr. Mohd Faris Ngadinin sebagai Ketua Penolong Pendaftar Kanan. Tim Benchmarking S2 Antropologi yang hadir Dr. Syahrizal, M.Si, Dr. Yevita Nurti, M.Si, Dr. Lucky Zamzami, Dr. Zainal Arifin, M.Hum, Prof. Dr. Erwin, M.Si, Dr. Maskota Delfi, M.Hum, Dr. Sri Setiawati, MA.

Kegiatan kunjungan Kerjasama dan benchmarking dengan  Institute Ethnic Studies (KITA)  ini diselenggarakan dengan paparan tentang pengelolaan Lembaga Pengkajian Etnik dan Program Pasca Sarjana yang dilaksanakan oleh Lembaga KITA. Kegiatan ini dibuka dan dihadiri oleh Prof. Dr. Zaini Othman Senior Reseach Fellow KITA dan dan Mohammad Faris Ngadinin Senior Chief Assistant Registrar, dan beberapa orang staf administrasi lainnya.

Institut Kajian Etnik (KITA) didirikan  secara rasmi oleh Universiti Kebangsaan Malaysia pada 8 Oktober 2007, bersamaan tanggal pelantikan Prof. Datuk Dr. Shamsul Amri Baharuddin sebagai Pengarah Penggagasnya. KITA merupakan satu-satunya institut penyelidikan di Malaysia yang sepenuhnya memfokuskan kajian terhadap etnik dan etnisiti. Walaupun orientasi akademiknya bersifat kajian tematik, namun KITA didukung kuat oleh orientasi kajian disiplin dan kajian wilayah, justeru itu KITA menggalakkan kajian inter-disiplin yang melibatkan tiga sektor utama masyarakat yaitu, sektor awam, sektor swasta dan sektor komunitas. Ini berarti KITA melaksanakan kegiatannya dengan menggunakan pendekatan inclusivist.

Umum mengetahui bahwa, secara global, kajian etnik kebanyakan muncul daripada keadaan atau situasi sosial yang traumatik, malah bergelora dengan keganasan. Namun di Malaysia, persoalan yang sering ditanyakan ialah “bagaimana ia mampu mengekalkan hubungan antara etnik yang secara relatifnya lebih stabil dan harmoni?”. Usaha pencarian jawapan-jawapan ilmiah kepada masalah-masalah  menjadi motivasi kepada pengembangan KITA.

Dalam tahun-tahun kebelakangan ini, apa yang lebih penting ialah berlakunya peningkatan globalisasi dan pergerakan tenaga buruh transnasional dalam skala besar yang menyumbang kepada peningkatan kemajmukan etnik dalam masyarakat di seluruh dunia, seterusnya mengakibatkan timbulnya pemahaman konseptual-teoretikal dalam memahami fenomena sosial baharu di peringkat analisis akademik maupun advokasi sosial dan polisi.

Berdasarkan kebijakan Kementerian tersebut di atas, dosen didorong untuk berkegiatan di luar kampus, seperti misalnya dapat melaksanakan penelitian berdasarkan kemitraan (IKU 3), dan berkegiatan atau berkontribusi dalam dunia industri. IKU berikutnya adalah berjalannya program studi yang bekerjasama dengan mitra kelas dunia. Sehingga pihak Perguruan tinggi akan menjalani kolaborasi dengan mitra untuk menyempurnakan program studi. Seperti magang, penyerapan lulusan, dan lain-lain (IKU). Sebagai hasil akhirnya, pengembangan IKU 3 dan 6 ini, diharapkan dapat memberikan iklim yang baik terhadap pengembangan minat dan bakat mahasiswa didik.

Untuk mendukung agar tercapainya IKU 3 dan 6 ini, Program Magister Antropologi  memandang perlu untuk menyelenggarakan berbagai aktifitas tridarma perguruan tinggi untuk melakukan MoU, dan menambah wawasan agar dapat berperan dalam pengembangan pengetahuan tentang kesukubangsaan, agar sumber daya manusia di Program Studi Magister  dapat berperan aktif dalam menyikapi keberagaman di Indonesia. Institute Ethnic Studies berfokus mempelajari dan meneliti tentang keberagaman etnik di Malaysia. Keberagaman di Malaysia hampir sama dengan di Indonesia malah di Indonesia jumlah etnik nya lebih besar. Program Magister Antropologi yang mempelajari ilmu tentang variasi budaya i dapat berperan dalam mendorong kerukunan dan saling memahami antar etnik atau suku bangsa di Indonesia. Selain bidang kajian dari Institute Ethnic Studies (KITA) relevan dengan bidang antropologi,  KITA juga memiliki program Pendidikan Pasca Sarjana S 2 dan S3. Hal  ini tentu penting untuk memahami tentang pengelolaan Program Studi yang mereka lakukan.

 Berita FISIP

Pengumpan tidak ditetapkan